“Pada malam ini kita hendak mengingat kembali tiga peristiwa besar, yaitu penetapan Sakramen Ekaristi, lahirnya Sakramen Imamat, serta Hukum Kasih yang digariskan Yesus sebagai hukum yang paling utama,” demikian pengantar dari RD. Yoseph Nahak dalam Perayaan Ekaristi Hari Kamis Putih di Kapela Seminari Tinggi St. Mikhael Penfui-Kupang, (14/4/2022), yang dimulai pukul 18.30 WITA.
Romo Yos, yang didampingi oleh RD. Oktovianus Naif dan RD. Theodorus Silab, dalam homilinya mengulas tentang Injil yang menampilkan Perjamuan Malam Terakhir dan Pembasuhan Kaki. Menurut tradisi Yahudi, sebelum mengadakan perjamuan setiap orang harus membasuh diri sebagai pembersihan diri dari dosa. Rasul Paulus mengatakan bahwa Yesus melakukan tradisi ini kepada para murid-Nya, sebagai tanda kerendahan hati dan membuat diri-Nya sama seperti manusia. Situasi di antara para murid yang masih bertengkar tentang siapa yang terbesar di antara mereka, seakan mendapatkan jawaban dari perbuatan Yesus yang membasuh kaki mereka.
Kasih Yesus tanpa sebab dan tanpa batas. Roti yang dipecahkan dan anggur yang ditumpahkan adalah pralambang Kasih Yesus yang memberikan Tubuh dan Darah-Nya bagi Manusia. Kasih yang pantas dalam pelayanan masing-masing kita adalah menunjukkan kerendahan hati. “Apakah demi popularitas atau prioritas kebersamaan? Menjadi perlu dalam refleksi kita untuk setia melayani. Mari kita mengikuti Dia melayani dengan kerendahan hati yang senantiasa berkembang hari demi hari sebagai kenangan akan Dia,” tambah Romo Yos. Seusai Perayaan Ekaristi, para frater Seminari Tinggi St. Mikhael bersama umat yang hadir pun larut dalam Adorasi Sakramen Mahakudus.