Injil hari ini berkisah tentang penampakan ketiga dari Yesus yang bangkit kepada tujuh orang muridNya di tepi danau Tiberias, yang setelah semalam suntuk gagal menangkap ikan. Penginjil memang tidak menjelaskan mengapa Petrus dan kawan-kawannya kembali ke pekerjaan lama mereka sebagai nelayan. Padahal sebelumnya mereka telah dipanggil Yesus dan diberi tugas perutusan baru sebagai penjala manusia, dan juga telah dihembusi dengan Roh Kudus untuk tugas perutusan yang baru itu. Terlepas dari berbagai argumen yang dikemukakan (berkaitan dengan alasan kembalinya para murid ke pekerjaan lama mereka), hal menarik yang ingin kita renungkan ialah bahwa momen pertemuan dengan Kristus yang bangkit ternyata membawa perubahan radikal dalam hidup para murid Yesus, terutama dalam diri Petrus.
Dari kutipan Injil hari ini (Yoh 21: 1-14), kita dapat menyaksikan bagaimana Petrus perlahan-lahan mulai bertumbuh dalam perannya yang baru dan dalam pelayanannya melalui pertemuannya dengan Yesus yang bangkit. Ketika “murid yang dikasihi” memberitahu Petrus bahwa itulah Tuhan yang sedang berdiri di tepi danau dan yang telah menyuruh mereka menebarkan jala di sebelah kanan perahu, Petrus segera mengenakan pakaiannya, terjun ke dalam danau, berenang ke tepian, untuk bertemu dengan Tuhan. Sesudah itu, ketika Yesus minta beberapa ekor ikan, Petrus kembali lagi ke danau untuk mengambilnya. Dia menarik jaring ke tepi pantai penuh dengan ikan-ikan besar, seratus lima puluh tiga ekor, namun jaringnya tidak sobek. Dalam perjalanan waktu, Santo Yohanes dari Yerusalem mengatakan bahwa menurut para ahli zoologi Yunani zaman itu, ada sekitar seratus lima puluh tiga spesies ikan di seluruh dunia. Ada juga yang menafsirkan bahwa angka 153 merupakan representasi dari seluruh umat Allah yang akan diselamatkan. Dengan demikian, jumlah ini secara simbolis kiranya mau menunjuk pada universalitas pelayanan Petrus di dalam Gereja. Karena itu, meskipun masih ada juga penafsiran-penafsiran lain mengenai jumlah ini, namun pesan Injil tentang pelayanan Petrus bagi Gereja universal kiranya cukup jelas. Petrus dipanggil oleh Mesias dan Tuhan yang bangkit untuk menarik jaring penuh ikan ke tepi danau: untuk memimpin dan melayani seluruh Gereja. Pertemuan dengan Yesus yang bangkit mengubah Petrus secara radikal di mana dia memulai pelayanan Pertamanya. Ternyata kerapuhan Petrus yang memuncak dalam penyangkalannya terhadap sang Guru, telah diampuni dan selanjutnya dia boleh lahir kembali sebagai manusia baru, berkat pertemuannya dengan Mesias dan Tuhan yang bangkit.
Bukti paling jelas mengenai perubahan yang dialami para murid (khususnya Petrus) sesudah pertemuan dengan Kristus yang bangkit, kita dengar dan saksikan dari bacaan pertama hari ini (Kis 4:1-12). Sebelumnya, ketika Yesus diadili di hadapan Imam Agung Yahudi, Petrus sempat menyangkal Yesus sebanyak tiga kali. Namun kini, saat Petrus berada di hadapan Mahkamah Agama Yahudi, ia dengan berani memberikan kesaksian tentang Yesus yang bangkit kepada mereka. Betapa besar perubahan yang terjadi: dari seorang pengecut dan penyangkal, menjadi saksi yang gagah berani. Petrus berkata, “Tidak ada keselamatan di dalam siapa pun selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kis 4:12). Inilah perubahan radikal yang terjadi dalam diri Petrus setelah berkali-kali ia bertemu dengan Kristus yang bangkit.
Tidak dapat disangkal, bahwa ada saat-saat ketika kita, seperti rasul Petrus dan para murid Yesus dahulu, gagal dalam mengikuti Tuhan. Bisa jadi, kita pun sering kehilangan nyali untuk memberikan kesaksian iman kita akan Tuhan. Mungkin juga, kita terkadang kecewa, putus-asa, kehilangan semangat hidup, ingin “pulang kampung” saja atau kembali ke cara hidup yang lama, sekalipun telah bertemu dengan Tuhan yang bangkit. Akan tetapi, kita juga patut bersyukur, karena setelah berkali-kali bertemu dengan Dia yang telah bangkit, secara perlahan dan mungkin juga tanpa kita sadari sepenuhnya, kita sebenarnya sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan menuju kematangan iman sebagai murid-murid dan pengikut-pengikut Kristus. Kiranya Tuhan yang bangkit mulia senantiasa dan terus berkarya dalam diri kita, khususnya dalam diri hambaNya ini (yang pada hari ini merayakan ulang tahun kelahiran yang ke-54), agar boleh bangkit kembali dan lahir lagi sebagai manusia baru, yang siap menjadi pewarta kabar gembira keselamatan serta pelayan kasih Tuhan terhadap semua orang yang dijumpai dalam hidup ini. Dan kiranya kasih-setia Tuhan senantiasa menyertai seluruh perjalanan hidup kita di hari-hari yang akan datang……Amin!!!