Senin, 03 Juni 2023 pagi, komunitas para Frater Keuskupan Agung Kupang, Seminari Tinggi St. Mikhael Penfui-Kupang, mempersiapkan keberangkatan ke tempat live in di Paroki St. Stephanus Noehaen Amarasi Timur, salah satu paroki di wilayah pastoral Keuskupan Agung Kupang. Kegiatan live in adalah program akhir semester genap para frater Keuskupan Agung Kupang dalam rangka mengisi liburan serentak berpastoral sambil mengalami kehidupan nyata umat beriman serentak juga mengenal medan pastoral Keuskupan Agung Kupang. Para Frater yang mengikuti kegiatan ini sejumlah 67 orang. Terdiri dari Frater tingkat II, III, IV dan VI.
Kami berangkat dari Kupang tepat pukul 09:43 menggunakan dua kendaraan, truk milik TNI Angkatan Udara dan Bus Damri. Meski dengan suasana yang mendung dan hujan rintik-rintik, para Frater tetap bersemangat selama di perjalanan. Perjalanan dari Kupang ke Noehaen cukup menantang. Selain karena jarak yang cukup jauh yaitu sekitar 67 KM, juga karena infrastruktur jalan yang tidak cukup bagus untuk dilalui apalagi di musim hujan. Di beberapa titik wilayah jalan sudah beraspal. Namun, di beberapa titik kelihatan belum tersentuh oleh perhatian pemerintah. Perjalanan kami dari Kupang hingga tiba di Noehaen memakan waktu nyaris lima jam perjalanan. Beberapa kali kendaraan yang ditumpangi harus berhenti karena terhambat beberapa proyek pengerjaan jalan raya.
Titik perjalanan paling menantang untuk dilalui adalah ketika kendaraan harus menyeberangi sungai Noehaen. Dalam bahasa orang Dawan, Noehaen artinya kaki sungai. Sebagai daerah hilir atau yang diapiti dan berada di kaki sungai, karakteristik daerah Noehaen ini memang cukup sulit di musim penghujan apalagi kondisi jalan yang berbatu dan berlubang ditambah dengan tidak adanya jembatan untuk jalur penyeberangan sungai.
Setibanya di tepian sungai, kendaraan yang ditumpangi beberapa kali tertanam di jalan berlumpur. Hujan beberapa hari terakhir menyebabkan lumpur yang cukup tebal di tepian sungai. Beberapa kali kami berusaha untuk melewati sungai dengan kendaraan, akhirnya hanya truk milik TNI-AU saja yang dapat menyeberang. Para Frater yang menumpangi Bus Damri, memutuskan untuk turun dan berjalan “langar kali” dibantu oleh umat paroki Noehaen yang sudah menanti. Setelah semua berhasil melalui sungai, kami meneruskan perjalanan menuju Pusat Paroki.
Kami tiba di gerbang Paroki pukul 13:45. Rm. Siprianus Senda, Prefek Fratres Keuskupan Agung Kupang yang ikut mengantar kami sudah tiba terlebih dahulu. Pastor Paroki St. Stephanus Noehaen, Rm. Yohanes Eudes Nofu, Pr bersama dengan umat sudah menanti kami dengan sapaan adat, pengalungan selendang khas Amarasi dan tarian penjemputan dari anak-anak sekami. Penerimaan dilanjutkan dengan jamuan makan siang yang telah disediakan oleh umat. Dalam sambutannya Rm. Sipri menyerahkan para frater kepada Pastor dan umat paroki Noehaen, untuk menjalani live in selama seminggu sambil berpesan kepada para frater untuk menjalankan live in sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Selepas makan siang dan beristirahat sejenak di pendopo pastoran, Rm. Eus, Pastor paroki membagi kami ke beberapa kapela yang ada dalam wilayah Paroki Noehaen yaitu di Pusat Paroki St. Stephanus, Noehanen; Kapela St. Petrus Kanisius, Siuf; Kapela Sta. Maria Immaculata, Han Ana; Kapela St. Thomas Rasul, Fatufuaf dan Kapela St. Paulus Miki, Oemoro. Selanjutnya, para frater dibagi untuk tinggal di rumah-rumah umat di setiap kapela.
Adapun kegiatan live in selama seminggu ini akan diisi dengan beberapa kegiatan seperti katekese kategorial bersama orang tua, orang muda Katolik dan kelompok Sekami, pembinaan persiapan penerimaan Sakramen Krisma, lomba kuis dan baca Kitab Suci untuk anak-anak Sekami dan malam pentas seni.