Minggu, 2 April 2023, Gereja Katolik sedunia merayakan Minggu Palma. Perayaan Minggu Palma menandai dimulainya pekan suci sebagai perayaan pengembangan akan sengsara, kematian, dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.
Perayaan Minggu Palma di seminari tinggi St. Mikhael berlangsung dengan sangat khidmat. Para frater bersama dengan umat beriman beriringan dengan daun Palma di tangan mengenangkan masuknya Tuhan Yesus ke kota Yerusalem sebagai raja yang amat diagung-agungkan. Masuknya Yesus ke kota Yerusalem menandakan dimulainya kisah sengsara dan kematian sebagai jalan untuk menunaikan tugas penyelamatan Allah bagi manusia. Penyambutan Yesus sebagai Raja penyelamat kemudian terlaksana dalam kurban-Nya yang total di atas kayu salib.
Perayaan Minggu Palma kali ini di pimpin oleh Rm. Valens Boy sebagai konselebran utama dan didampingi Rm. Hironimus Pakaenoni, Rm. Herman Punda Panda, dan Rm. Oktovianus Naif.
Dalam khotbahnya Rm. Valens menyampaikan bahwa kisa sengsara Yesus Kristus menggambarkan
kompleksitas kehidupan manusia. Dimana struktur kekuatan hidup manusia kristiani berakar pada penderitaan, kematian, dan kebangkitan yang berjalan senantiasa dalam ruang dan waktu. Dalam penderitaan-Nya Yesus menyajikan kepada umat beriman pemahaman akan nilai luhur penderitaan yang membawa kepada kebebasan dan kemerdekaan. Tidak ada alasan bagi manusia untuk menghindar dari penderitaan sebab penderitaan merupakan asas manusia. Selayaknya Yesus manusia harus siap menghadapi penderitaan, kematian, dan kemudian bangkit bersama dengan Yesus Kristus.
“Iman merupakan kekuatan yang tetap. Orang beriman merupakan orang yang setia pada jalan Tuhan yang penuh derita. Penderitaan harus dilihat dan dimaknai sebagai proses menuju keselamatan” kata Rm. Valens.