Bertepatan dengan peringatan St. Perawan Maria Berdukacita, para Frater Seminari Tinggi St. Mikhael Penfui-Kupang menerima sakramen rekonsiliasi atau sakramen tobat. Kegiatan ini berlangsung pada hari Kamis (15/9) bertempat di Kapela Seminari Tinggi St. Mikhael. Kegiatan ini selalu diadakan setiap bulan dengan tujuan melatih kerohanian dari para Frater.
Kegiatan penerimaan sakramen rekonsiliasi ini diawali dengan ibadat tobat yang dipimpin oleh Fr. Emanuel Bere Mau dan Fr. Gregorio Kanaf. Dalam renungannya, Frater Gregorio mengajak para Frater untuk belajar tentang kesetiaan dan tanggung jawab dari peristiwa Salib sebagaimana yang dikisahkan dalam Injil Yohanes. “Dalam peristiwa penebusan Yesus ini, Salib menjadi sebuah balasan yang setimpal bagi kesetiaan Maria. Maria yang sejak awal mula sudah tahu apa yang akan terjadi pada Puteranya tetap berpegang teguh pada fiatnya. ‘Aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut kehendakmu’. Kesetiaan dan tanggung jawab Maria ini berbuah keselamatan bagi seluruh dunia. Kesetiaan dan tanggung jawab Maria ini sejatinya menjadi teladan bagi Gereja hingga akhir zaman. Sebagai calon imam, kita diharapkan untuk selalu menjaga dan memurnikan kesetiaan dan tanggung jawab kita dengan jalan pertobatan, yaitu dengan menerima sakramen tobat. Sakramen tobat menjadi sarana bagi kita untuk memurnikan sekaligus menjaga kesetiaan dan tanggung jawab kita”, ungkap Fr. Grey.
Setelah ibadat tobat, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan penerimaan sakramen rekonsiliasi. Dalam pantauan tim media, terdapat empat orang imam dari biara Claretian yang melayani sakramen rekonsiliasi. Para Frater terlihat sangat antusias dan khusuk mengikuti kegiatan rohani ini.