Bacaan I : Yak. 42:1-7
Bacaan Injil : Yoh. 12:1-11
Pada umumnya orang-orang akan sibuk mempersiapkan segala hal yang penting untuk sesuatu kegiatan yang penting pula. Contohnya, apabila akan diadakan kunjungan pejabat pemerintah (Raja, Presiden / Gubernur / Bupati / Camat, dsb) ke tempat tertentu, pastinya akan dilakukan persiapan yang maksimal untuk menjamu orang yang istimewa tersebut. Pastinya, akan ada penjemputan yang meriah, dekoratif yang menarik, tarian yang indah, makanan dan minuman yang lezat, dan sebagainya. Intinya, semuanya yang dilakukan itu untuk menjamin kepuasan dan mendapatkan dukungan dari orang yang dianggap penting tersebut.
Hari ini, Yesus yang adalah Raja di atas segala raja menampilkan diri-Nya sesederhana mungkin sebagai Hamba Tuhan sebagaimana yang dinubuatkan Nabi Yesaya, lihat itu hamba-Ku yang Kupegang, Orang pilihan-Ku yang kepada-Nya Aku berkenan (Yes. 42:1). Yesus adalah Raja yang Menghamba. Artinya sekalipun Raja, Yesus tetap mau merendahakan diri-Nya demi keselamatan semua orang. Dalam Bacaan pertama Yes.41: 1-7, Nabi Yesaya menubuatkan dan meramalkan kedatangan Mesias (Yang Terurapi) yang akan menyelamatkan bangsa-bangsa (BDK. Yes. 42:6a). Ia akan tampil sebagai hamba Tuhan yang sederhana; Ia tidak akan berteriak atau memperdengarkan suara-Nya di jalan (Yes. 42:2). Ia akan menjadi Terang bagi bangsa-bangsa (BDK. Yes. 42:6b).
Selanjutnya, dalam bacaan Injil Yoh. 12:1-11 ditampilkan narasi Yesus diurapi di Betania oleh seorang perempuan bernama Maria. Enam hari sebelum Paskah di Betania_rumah Lazarus (yang baru saja dibangkitkan oleh Yesus. red) mereka semua (Yesus, Lazarus, para Rasul, Marta & Maria) makan bersama. Ketika sedang makan, tampillah Maria ke hadapan Yesus, dia meminyaki kaki-Nya dengan minyak Narwastu murni yang mahal dan menyeka kaki Yesus dengan rambutnya (BDK. Yoh. 12:3). Tindakan ini melambangkan pengurapan dan persiapan bagi Yesus karya Penebusan-Nya. Maria memberi yang terbaik kepada Yesus-Hamba Tuhan, Raja di atas segala Raja. Entah manusia sadari ataupun tidak, sesungguhnya Tuhan senantiasa hadir dan berkarya dalam setiap dimensi kehidupan manusia. Entah dalam suka maupun duka, Tuhan tak pernah meninggalkan manusia sedetik pun. Tapi seringkali, kita kurang merespons dan tidak menyadari kehadiran-Nya. Kita kurang bersyukur, patah semangat, dan putus asa. Akhirnya, kita tidak sanggup menyambut setiap waktu sebagai KUNJUNGAN ILAHI dari Tuhan kepada kita. Kita kurang, atau bahkan tidak mempersiapkan kedatangan Yesus Kristus Raja kita, karena terlalu pesimis dan ragu-ragu dalam hidup.
Marilah, kita semua belajar dari spiritulitas kesiapsiagaan iman Maria yang melayani dan mempersiapkan yang terbaik untuk kehadiran Tuhan Yesus dalam rumahnya. Marilah, kita mempersiapkan secara baik rumah perjamuan hati kita (Iman dan Perbuatan. red) agar kita layak menyongsong kehadiran Yesus: Raja di atas segala Raja. (Fr. John Raymond Septyanto Malo Tilis)