Fratres Seminari Tinggi St. Mikhael Asah Nalar Kritis Lewat Akademik Bulanan Bertema Demokrasi Kesetaraan

Penfui, Mikhael News – Dalam rangka pengembangan intelektual calon imam, Seminari Tinggi St. Mikhael Penfui-Kupang menggelar kegiatan akademik bulanan pada Sabtu, 11 Oktober 2025, pukul 08.00–09.00 WITA. Kegiatan ini menjadi akademik perdana setelah rehat liburan tahunan yang dicanangkan dalam program pengurus Tingkat Pengurus Tingkat V periode 2025/2026. Momen ini menjadi sarana berharga bagi para frater untuk menimba pengetahuan, saling berbagi, dan bertukar gagasan dalam semangat belajar bersama komunitas STSM.

Adapun tema akademik bulan ini adalah “Demokrasi Kesetaraan Menurut Jacques Rancière.” Tema tersebut dinilai relevan dengan konteks kehidupan politis masa kini, mengingat para frater diajak untuk berpikir out of the box—tidak hanya berkutat pada diskusi filsafat dan teologi yang ketat, tetapi juga membuka diri terhadap isu-isu politik aktual yang masif terjadi saat ini.

Pelaksanaan akademik kali ini dibagi ke dalam dua kelompok besar: kelompok filosofan (Frater-Mahasiswa Tingkat I–IV) dan kelompok teologan (Frater Tingkat V–VI). Kelompok filosofan sendiri terdiri dari beberapa subkelompok, di mana setiap ruang diskusi menampung dua hingga tiga kelompok dengan rata-rata 15–20 frater. Kegiatan berlangsung di Aula Seminari Tinggi (Aula Ibrani) serta ruang kelas Tingkat I, II, III, dan V.

Salah satu peserta, Fr. Renald Kolo (Tingkat I), mengungkapkan kesannya saat mengikuti akademik untuk pertama kalinya di Seminari Tinggi.

“ruang akademik seperti ini dapat membantu para frater dalam banyak aspek, misalnya dalam hal: public speaking, membangun kerjasama antar anggota kelompok diskusi, bagaimana menyiapkan materi dan presentasi agar dapat diterima oleh setiap partisipan dalam forum diskusi dan yang terutama mengasah kemampuan berpikir kritis-sistematis para frater,” ujarnya.

Hal serupa juga ditegaskan oleh Fr. Roni Tanu, pendamping kelompok dari Tingkat V. Dalam salah satu forum diskusi, ia menekankan pentingnya keterlibatan aktif setiap frater.

“Aktif bukan sekadar hadir secara fisik, tetapi juga berani menyumbangkan gagasan yang konstruktif,” tandasnya.

Pada akhirnya, diskusi akademik tingkat fratres Seminari Tinggi St. Mikhael bukan sekedar rutinitas yang harus dijalankan untuk memenuhi agenda program pengurus, tetapi sebagai medan untuk melatih diri dalam pengembangan akademik fratres.

(Laporan: Fr. Pedro Babis)