Perutusan RD. Stef Tamu Ama serta Penerimaan RD. Poli Praing & RD. Sintus Runesi di Seminari Tinggi St. Mikhael Penfui Kupang

Mikhael_News    –    Hari Rabu, 25 Juni 2025 menjadi hari yang penuh makna dan sukacita di Seminari Tinggi St. Mikhael Penfui Kupang. Komunitas seminari mengadakan Perayaan Ekaristi pada pukul 10.00 WITA di Kapela St. Mikhael sebagai bentuk syukur dan perutusan bagi RD. Stef Tamu Ama, serta penerimaan dua imam formator baru: RD. Poli Praing dan RD. Sintus Runesi.

Misa kudus dipimpin oleh RD. Theodorus Silab selaku Praeses Seminari Tinggi St. Mikhael bersama seluruh imam formator. Perayaan ini dimeriahkan oleh koor para frater tingkat III. Dalam kotbahnya, Romo Theo membawakan permenungan berdasarkan Injil hari itu (Matius 7:15-20) mengenai pohon yang baik yang menghasilkan buah yang baik. Ia menggarisbawahi pentingnya kesatuan hidup dengan Kristus sebagai pokok kehidupan agar kita dapat menghasilkan buah-buah Roh seperti disebutkan dalam bacaan pertama dari Surat Rasul Paulus: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.

Romo Theo juga mengenang perutusan RD. Stef Tamu Ama yang telah hadir dan mengabdi selama kurang lebih 10 tahun di lembaga calon imam ini.

Romo Stef adalah buah sulung dari lembaga ini, kini ia kembali diutus untuk menabur buah-buah kebaikan di tempat perutusannya yang baru. Kita doakan Romo Stef agar tetap setia menjadi saluran kasih Tuhan di mana pun ia berada, ungkap Romo Theo dengan penuh haru.

Dalam suasana penuh haru dan sukacita, komunitas juga menyambut kehadiran dua pembina baru: RD. Poli Praing dan RD. Sintus Runesi. Romo Theo menyampaikan harapan agar mereka yang datang dengan semangat dan ilmu yang masih segar, mampu memperkaya pembinaan para calon imam dalam semangat kesetiaan dan pelayanan.

Setelah misa, pukul 11.40 WITA dilanjutkan dengan acara resepsi komunitas di ruang makan frater. Suasana akrab dan penuh sukacita mewarnai momen ini. Beberapa sambutan disampaikan dalam kesempatan tersebut.

RD. Stef Tamu Ama dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas kebersamaan yang telah dijalani. Ia memohon maaf atas segala kekurangan selama masa pelayanannya dan memohon doa untuk perutusannya yang baru.

Romo Stef Tamu Ama, yang dikenal di kalangan komunitas sebagai sosok penuh semangat dan kaya akan bahasa puitis, menyampaikan sambutan perpisahan yang menggetarkan hati.

Ketika saya pertama kali kembali ke tempat ini, mungkin ada banyak yang bertanya-tanya, seperti orang-orang di sekitar kelahiran Yohanes Pembaptis: ‘Hendak menjadi apakah anak ini nanti?’ Namun, saya bersyukur, para Romo dan Frater di sini tidak melihat saya sebagai anak kecil dalam kerapuhan, melainkan menerima saya sebagai sahabat, saudara, dan teman bercanda.

Ia pun mengungkapkan bagaimana ia kerap dipanggil “Romo JAGO” — bukan tanpa alasan, karena ia dikenal suka merangkai jargon-jargon penuh semangat. Ia lalu menjelaskan makna di balik sebutan itu:

JAGO itu singkatan dari ‘Jangan Goyah’. Hidup ini harus dijagokan untuk ditaklukkan, bukan untuk kalah oleh kelemahan dan kerapuhan. Kita sebagai imam boleh saja memiliki sisi manusiawi yang lemah, tetapi sejak awal kita telah dikuduskan oleh martabat imamat yang luhur. Maka, jangan goyah menghadapi hidup. Panggilan kita bukan untuk menjual mimpi kosong, tapi untuk menghadirkan kebaikan yang nyata.

Ungkapan itu disambut hangat oleh seluruh komunitas, mengingatkan kembali pada semangat yang selama ini ditularkan oleh Romo Stef dalam dinamika formasi dan keseharian para frater.

Sambutan kedua disampaikan oleh RD. Poli Praing mewakili teman pembina yang baru di lembaga calon imam ini. Ia menyampaikan terima kasih atas kepercayaan para Bapak Uskup kepada mereka berdua untuk terlibat dalam formasi calon imam. Dalam refleksinya, ia menyinggung pentingnya belajar dari para imam senior seperti Romo Yos Nahak yang menjadi teladan dalam mencintai Ekaristi dan hidup sederhana sebagai seorang formator.

Sambutan terakhir disampaikan oleh Romo Theo yang kembali mengungkapkan terima kasih mendalam kepada Romo Stef atas pengabdian dan kesetiaannya. Ia menyoroti beberapa teladan kehidupan dari Romo Stef yang patut dicontoh para frater, terutama dalam hal kedisiplinan doa, penghayatan terhadap Ekaristi dan devosi serta semangat pastoral khususnya dalam pelayanan kepada kaum muda Katolik di Kupang melalui kelompok doa karismatik.

Sebagai wujud penghargaan dan kasih, Romo Theo menyerahkan cinderamata dan pengalungan kepada Romo Stef sebagai tanda terima kasih atas pengabdian selama hampir satu dekade di lembaga ini. Selanjutnya, pengalungan juga diberikan kepada Romo Poli dan Romo Sintus sebagai ungkapan sukacita dan selamat datang di komunitas Seminari Tinggi St. Mikhael. Dilanjutkan dengan pemberian cinderamata kepada Romo Stef dari seluruh frater yang diwakili oleh Ketua Umum Fratres; Fr. Peter Thaal.

Acara diakhiri dengan makan siang bersama dan rekreasi komunitas yang semakin mempererat tali persaudaraan di antara para imam dan frater.

Semoga perutusan dan kehadiran kedua pembina baru ini menjadi tanda berkat dan pertumbuhan bagi seluruh komunitas formasi calon imam di Seminari Tinggi St. Mikhael Penfui Kupang.