Siapakah Yang Sama Dengan Allah?

“Engkaulah wadasku, Engkaulah gunung batuku, aku mengadalkan Dikau”.

0 5

Kupang, 19 Agustus 2021 bertempat di Seminari Tinggi St. Mikhael Penfui Kupang dilangsungkan upacara pemberkatan dan peletakan batu pertama pembangunan unit baru Konfik Keuskupan Atambua yang dipimpin oleh Rm. Theodorus Silab, Pr selaku Praefek Keuskupan Atambua dan dihadiri oleh para pembina dan para frater Keuskupan Atambua, kontraktor pembagunan serta para tukang. Peletakan batu pertama untuk sebuah bagunan merupakan acara yang amat penting, yang terkadang disertai juga dengan acara adat resmi. Batu merupakan lambang sifat pokok dan kuat dari sebuah bagunan. Batu menimbulkan juga kesan kesetiaan, kejujuran dan rasa tanggung jawab yang kita harapkan dari seseorang. Kristus bersabda kepada Rasul Petrus yang ditunjuk-Nya menjadi kepala Gereja-Nya dengan berkata: “Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan kudirikan Gereja-Ku”. Peletakan batu pertama mengandung kayakinan bahwa kita manusia hanya bisa memulai sesuatu secara kecil dan sederhana sedangkan dalam tangan Tuhan terletak segala kesempurnaan dan mahkota terindah bagi sebuah bagunan.


Dalam homili singkatnya, Romo Theo menegaskan kembali makna tersirat yang ditonjolkan oleh penginjil Matius bahwa rumah bukanlah tenda. Rumah mempunyai fundamen sehingga pokoknya rumah itu sepenuhnya tergantung dari jenis tanah dan tempat ia berdiri. Dalam warta singkat yang disajikan oleh penginjil Matius, rumah mengalami ujian yang sangat hebat akibat banjir dan angin dasyat. Karenanya rumah harus aman, sebab rumah berfungsi sebagai tempat kediaman tetapi terutama sebagai tempat perlindungan diwaktu buruk, tempat istirahat dimalam hari, dan tempat penyimpanan bekal dan alat-alat. Oleh sebab itu, rumah harus aman dari segala macam hal yang bisa menghancurkannya. Rumah harus dibangun di atas batu, di atas cadas. Dalam Kitab Suci cadas mengungkapkan Allah yang padanya kita menaruh harapan. Pamazmur berkata: “Engkaulah wadasku, Engkaulah gunung batuku, aku mengadalkan Dikau”. Ketika kita berada dalam bahaya, kita hanya mengandalkan Tuhan. Rumah penginapan bagi para frater yang akan dibangun pada hari ini, dibangun di atas dasar kasih Tuhan di mana Tuhan menjadi landasan pokok untuk pembangunan iman para calon imam.
Dalam proses acara tersebut, batu pertama diletakan oleh Rm. Mikhael Valens Boy yang mewakili Bapa uskup keuskupan Atambua, Mgr. Dominikus Saku, Pr. Batu kedua diletakan oleh Rm. Theodorus Silab, Pr selaku praefek Keuskupan Atambua. Batu ketiga diletakan oleh Bapak Frans Dacosta Rau selaku kontraktor pembangunan. Batu keempat diletakan oleh Rm. Yoseph Nahak, Pr. Batu kelima diletakan oleh Rm. Yohanes Subani, Pr. Batu keenam oleh Fr. Engelbertus Nahak selaku ketua dioses keuskupan Atambua dan batu yang ketujuh diletakan oleh Fr. Bernadus Saba selaku calon ketua umum Seminari Tinggi St. Mikhael Penfui Kupang.

Leave a comment