Jumat Agung
Bacaan I : Yes 52:13-53:12
Bacaan II : Ibr 4:14-16, 5:7-9
Bacaan Injil : Yoh 18:1-19:42
Yesus menghargai setiap orang yang datang kepada-Nya. Ia tidak membeda-bedakan setiap orang yang datang kepada-Nya. Siapa saja yang datang kepada-Nya baik itu orang berdosa maupun orang benar akan dituntun-Nya dengan penuh perhatian. Orang berdosa diampuni-Nya dan dijadikan saksi tentang kerahiman-Nya, dan kepada orang baik dan benar yang datang kepada-Nya diberi kekuatan untuk tetap bertekun dalam jalan yang benar itu. Inilah sikap Sang Raja yang perkasa dalam berbuat kasih. Ia mengasihi tanpa membedakan dan tanpa menuntut untuk dikasihi. Sebab Ia telah relah dibenci bahkan ditangkap, disiksa dan disalibkan demi keselamatan semua yang dikasihi-Nya. Kata Yesus: “Jika Aku yang kamu cari biarkanlah mereka ini pergi.”
Bacaan pertama hari ini Nabi Yesaya meramalkan tentang keberhasilan Yesus yang telah menyelamatkan setiap orang percaya. Sebab Ia telah menebus mereka bukan dengan barang yang fana, melainkan dengan kasihNya. Bukan pula dengan emas dan perak melainkan dengan darah yang mulia, yaitu darah-Nya sendiri yang telah Ia curahkan di Kayu Salib. Ia memberikan diri-Nya sebagai makanan bagi semua yang percaya kepada-Nya dan oleh-Nya semua yang percaya dapat sampai pada Kerajaan yang dijanjikan Bapak kepada semua orang. Ia akan memperolah orang-orang besar sebagai jarahan-Nya. Setiap orang yang percaya kepada-Nya adalah anugerah terindah untuk dapat sampai kepada keselamatan. Yesus telah memberikan segalanya bagi kita, pakaian-Nya dicabik-cabik, jubah-Nya diundi, lambung-Nya ditombak, tangan dan kaki-Nya dipaku, wajah-Nya ditampar, badan-Nya dipenuhi oleh hantaman-hantaman dan pukulan. Ia menderita untuk kita, dicaci dan dihina untuk kita, diludahi dan dibenci oleh dunia untuk kita. Ia telah memberikan diri-Nya menjadi tontonan dan olok-olokan. Namun Ia menjalani semua itu dengan penuh kesadaran bahwa Ia masih memiliki kita yang bisa dicintai-Nya. Sebab itu Ia tidak segan-segan memberikan diri-Nya untuk kita yang Ia cintai.
Berkorban adalah tindakan yang hanya dapat dilakukan dengan ketulusan dan rendah hati. Lantas apakah yang dapat kita berikan kepada-Nya, yang seharusnya juga kita cintai? Semoga Kristus yang Wafat meneguhkan hati kita agar berani meneladan pengorbanan-Nya . (Fr. Fridus Sesfao)