𝗣𝗲𝗻𝗳𝘂𝗶,MN-Realitas kehidupan manusia yang tertenun dalam sejarah menunjukkan suatu persoalan kompleks. Inilah bukti bahwa Keberadaan manusia sebagai ciptaan tentunya tidak pernah lepas dari berbagai masalah entah itu karena ulah manusia sendiri ataupun juga karena pengaruh alam. Namun demikian, keberadaan manusia sebagai ciptaan pada hakekatnya senantiasa terarah kepada Allah, sebab segala sesuatu berasal dari Allah dan selalu akan kembali kepada Allah. Maka dari itu, berhadapan dengan beberapa pokok persoalan yang marak terjadi akhir-akhir ini, secara khusus berkaitan dengan kasus bunuh diri yang terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur, Para Frater Tingkat 3 Seminari Tinggi St. Mikhael mencoba untuk membagikan satu refleksi mengenai kehidupan manusia sebagai sebuah anugerah dalam drama singkat (Aktus Natal) dibawah tema Cur Deus Homo (Mengapa Allah menjadi manusia?).
Kegiatan Aktus Natal ini terjadi pada hari kamis malam, 21 Desember 2023, di aula Seminari Tinggi St. Mikhael. Aktus Natal ini merupakan pementasan drama yang secara khusus membantu para Frater untuk merefleksikan makna Perayaan Natal pada tahun ini. Lewat Drama ini, para frater tingkat 3 mengajak kita untuk melihat secara lebih mendalam makna dari pertanyaan St. Anselmus Canterbury: Cur Deus Homo (mengapa Allah menjadi Manusia)
Allah menjadi manusia agar manusia dapat diangkat pada taraf ilahi. Allah menjadi manusia untuk memperbaiki dan membaharui tatanan manusia dan dunia yang hancur oleh berbagai persoalan. Oleh karena itu maka semua masalah mendapatkan solusinya pada Tuhan bukan pada tindakan bunuh diri. Dan moment perayaan Natal adalah waktu yang tepat untuk membangun satu gerakan dalam diri kepada pembaharuan. Pembaharuan hidup untuk semakin menjadi manusia yang tangguh mengahadapi persoalan tetapi sekaligus juga yg selalu mengandalkan Tuhan.