
Ibadat Jumat Agung: Romo Herman Serukan, “Lihatlah Kayu Salib, Tempat Tergantung Keselamatan Dunia”
Mikhael_News – Kupang, 18 April 2025 ~ Dalam suasana khusyuk dan penuh penghayatan, umat dan komunitas Seminari Tinggi St. Mikhael Penfui, Kupang, memperingati Sengsara dan Wafat Yesus Kristus dalam Ibadat Jumat Agung yang berlangsung pada pukul 15.00 WITA di Kapela Seminari. Ibadat ini dipimpin oleh Romo Herman Punda Panda, didampingi oleh Romo Okto Naif.
Sejak awal ibadat, umat tampak memadati kapela. Kehadiran yang begitu besar mencerminkan kerinduan umat untuk merenungkan penderitaan dan kasih Kristus yang menyelamatkan. Para frater juga menunjukkan semangat dan antusiasme yang mendalam, menghayati setiap bagian ibadat agung ini dengan penuh kesungguhan.
Sebelumnya, pada pukul 09.00 pagi, diadakan Ibadat Jalan Salib yang berlangsung di halaman kapela. Kegiatan tersebut dikoordinir oleh para frater tingkat dua, yang juga kembali mengambil bagian penting dalam ibadat Jumat Agung dengan membawakan koor yang memperdalam suasana doa dan refleksi.
Bagian Passio menurut Injil Yohanes dibawakan secara dramatik dan penuh penghayatan oleh Frater Egi Tikneon, Frater Obet Sila dan Frater Marno Meme, menghadirkan kembali peristiwa sengsara Yesus di tengah umat.
Usai pembacaan Passio, Romo Herman menyampaikan homili dengan tema sentral: “Lihatlah Kayu Salib”, mengajak umat untuk merenungkan makna mendalam dari salib Yesus Kristus. Ia menguraikan sejarah penghormatan salib yang telah dimulai sejak abad ke-4 di Yerusalem dan menyebar ke seluruh Gereja, menjadi bagian tak terpisahkan dalam liturgi Jumat Agung.
Romo Herman menekankan bahwa meskipun saat ini umat tidak lagi memiliki salib Yesus yang asli, kekuatan dan kuasa salib tetap hidup dalam iman umat Katolik. Ia menyampaikan bahwa dalam setiap salib yang dihormati, tersirat kekuatan ilahi yang sama, yang dahulu menyembuhkan, membebaskan, dan menyelamatkan.
Dosen Teologi di Fakultas Filsafat UNWIRA Kupang ini juga menyinggung pentingnya memahami penderitaan Yesus sebagai pengorbanan satu kali untuk selama-lamanya demi penebusan dosa umat manusia, sebagaimana dikatakan dalam Surat Ibrani. Salib menjadi lambang kasih karunia yang mengalir kepada umat, terutama melalui sakramen Ekaristi dan Pembaptisan.
Dalam bagian akhir homilinya, Romo Herman mengajak umat untuk secara pribadi memandang salib di rumah atau di kamar, berbicara dengan Yesus, berterima kasih atas pengorbanan-Nya, dan memohon kekuatan dalam menghadapi penderitaan hidup. Dengan memandang salib, umat belajar dari Yesus yang lemah lembut dan rendah hati, dan menemukan ketenangan dalam kuk yang dipasang-Nya.
Di kayu salib tergantung keselamatan dunia. Marilah kita sembah!
tutup Romo Herman, menggemakan seruan suci yang telah dilantunkan Gereja selama berabad-abad.
Perayaan kemudian dilanjutkan dengan Doa Umat Meriah, di mana umat diajak untuk mendoakan intensi-intensi Gereja, bangsa, dan seluruh umat manusia, khususnya mereka yang menderita dan terlantar.
Salah satu momen paling menyentuh adalah ritus penghormatan salib. Umat berbaris rapi dan satu per satu mencium salib Kristus yang disiapkan dan dijaga dengan tertib oleh para pengurus koster. Momen ini menjadi ungkapan iman dan cinta umat kepada Sang Penebus.
Ibadat dilanjutkan dengan penerimaan Komuni Kudus, karena sesuai tradisi liturgi, tidak ada perayaan Ekaristi pada Jumat Agung. Setelah komuni, Romo Herman, Romo Okto, dan para petugas liturgi meninggalkan panti imam dalam keheningan penuh hormat, menandai berakhirnya ibadat.
Frater Andri Tuna, selaku pengurus koster Seminari Tinggi, menyampaikan rasa syukur atas kelancaran seluruh rangkaian peringatan hari ini, mulai dari Ibadat Jalan Salib hingga Jumat Agung.
Kami sangat bersyukur semua berjalan lancar. Para frater kompak dan umat juga sangat terlibat. Semoga semangat ini terus berlanjut dalam Perayaan Malam Paskah besok hingga Hari Raya Paskah nanti. Kami berharap semuanya tetap dalam suasana doa dan syukur atas kebangkitan Kristus,
ujar Frater Andri Tuna dengan penuh harapan.
Ibadat Jumat Agung ini menjadi momentum yang menguatkan iman umat dan komunitas seminari untuk semakin setia memikul salib dalam kehidupan sehari-hari, seraya menantikan sukacita Paskah.
Dokumentasi: Ibadat Jalan Salib (Pkl. 09.00 WITA) dan Ibadat Jumat Agung (Pkl. 15.00 WITA)