
Misa Malam Paskah: “Beri Ruang Bagi Yesus yang Bangkit”
“Yesus masuk ke rumah para murid meskipun pintu terkunci. Yesus juga ingin masuk ke dalam hati dan rumah kita, walau tertutup oleh beban hidup, luka atau rutinitas. Maka, berilah ruang bagi-Nya,”
Mikhael_News – Dalam suasana khidmat dan penuh harapan, Misa Malam Paskah di Kapela Seminari Tinggi St. Mikhael Penfui, pada Sabtu, 19 April 2025 pukul 18.30 WITA, berlangsung meriah dan menyentuh hati. Dipimpin oleh Rm. Herman Punda Panda dan didampingi oleh Rm. Theo Silab, misa ini menjadi momen iman yang kuat bagi seluruh umat dan komunitas seminari dalam merayakan kebangkitan Kristus.
Cuaca hari ini (Sabtu, 19 April 2025) nampak menunjukkan wajah yang tidak bersahabat. Sejak pagi, hujan mengguyur wilayah Penfui dan sekitarnya, lalu sempat reda saat siang hari. Namun pukul 16.00 WITA, saat umat mulai berdatangan ke kompleks seminari, gerimis kembali turun dan terus berlanjut hingga menjelang dimulainya misa. Meski demikian, semangat umat tak surut. Banyak yang telah hadir sejak sore demi mendapatkan tempat duduk di dalam kapela, sementara yang lain dengan penuh antusias mengikuti misa dari area luar kapela.
Misa dimulai dengan Upacara Cahaya, di mana api unggun diberkati dan Lilin Paskah dinyalakan, Romo Herman mengangkat dan memperlihatkan Lilin Paskah sambil berseru, “Cahaya Kristus,” yang dijawab oleh umat dengan, “Syukur kepada Allah,” sebanyak tiga kali. Momen ini menjadi salah satu tanda yang paling kuat dari terang Kristus yang mengalahkan kegelapan dosa dan maut.
Dalam homilinya, Romo Herman mengangkat tema “Beri Ruang bagi Yesus yang Bangkit” dan menekankan bahwa Yesus yang bangkit sering kali hadir secara tak terduga dan tidak mudah dikenali, seperti yang dialami para murid dalam Injil.
Yesus masuk ke rumah para murid meskipun pintu terkunci. Yesus juga ingin masuk ke dalam hati dan rumah kita, walau tertutup oleh beban hidup dan aneka kesibukan duniawi. Maka, berilah ruang bagi-Nya,
ungkapnya dengan nada reflektif.
Homili Rm. Herman pada Malam Paskah ini juga menegaskan bahwa kebangkitan Kristus bukan hanya soal janji untuk kehidupan kekal, melainkan undangan untuk mengalami pembaruan hidup di masa kini yaitu melalui doa; umat senantiasa diajak untuk membuka diri agar Yesus yang bangkit; hadir dan berkarya dalam kehidupan sehari-hari.
Tak hanya itu, Romo Herman juga menegaskan pentingnya makna pembaptisan dalam perayaan malam Paskah.
Kita telah menerima hidup baru dalam Sakramen Pembaptisan. Maka, malam ini, meski tanpa baptisan baru, kita memperbarui janji baptis sebagai komitmen akan hidup dalam terang kebangkitan Kristus,
ungkap imam lulusan Doktoral Teologi di Universitas Urbaniana Roma, Italia itu.
Setelah homili, Rm. Herman memberkati air di dalam bejana baptis, lalu ia bersama Rm. Theo Silab memerciki umat dengan air berkat. Para frater dan seluruh mat di dalam maupun di luar kapela menerima percikan air berkat itu dengan wajah berseri dan hati penuh syukur.
Suasana menjadi sangat hidup dan penuh sukacita; didukung dengan koor meriah yang dibawakan oleh para Frater Tingkat I.
Fr. Mario Sambi, selaku Ketua Koster Seminari Tinggi St. Mikhael, menyampaikan rasa syukur atas kelancaran seluruh rangkaian misa malam Paskah:
Kami bersyukur karena semua berjalan lancar, meski cuaca sempat kurang mendukung. Tapi umat tetap antusias, dan perayaan ini menjadi sangat berkesan. Semua tertib, liturgi berjalan rapi, dan semangat Paskah sangat terasa.
Malam Paskah di Seminari Tinggi St. Mikhael ini menjadi pengingat bahwa di tengah gelap dan dinginnya dunia, terang Kristus tetap menyala. Dan seperti pesan homili Rm. Herman: “Yesus yang bangkit ingin hadir di hati kita, hanya jika kita bersedia memberi-Nya ruang”.