Siapakah Yang Sama Dengan Allah?

Manusia, Produk dan Korban Megaproyek Sosial Media (Analisis Film The Sosial Dilemma dalam Perspektif Don Idhe)

0 22

Pengaruh Aspek Psikologi

Media sosial berusaha mengambil perhatian pengguna sebanyak mungkin, bahkan sampai pada tingkat menguasai alam bawah sadarnya. Tujuannya agar setiap orang memiliki ketergantungan yang besar akan teknologi. Hal ini secara tidak langsung menyatakan bahwa perhatian para pengguna menjadi sasaran dari produk utama setiap perusahaan tersebut. Demikian misalnya Tristan Harries menegaskan: “Produk teknologi ini tidak dirancang oleh psikolog anak yang berusaha melindungi dan mengasuh anak. Namun, hanya didesain untuk membuat algoritma yang mahir merekomendasikan video berikutnya untuk kita atau membuat kita bisa berfoto dengan efek. Itu bukan hanya mengendalikan tujuan perhatian mereka. Media sosial mulai terus menggali lebih dalam ke batang otak, mengambil-alih harga diri dan identitas anak.” Mereka tahu apa yang kita sukai, apa yang menarik paling perhatian, dan ketika mereka mendapatkannya, akan ada upaya-upaya untuk mempertahankannya sehingga kemudian membuat setiap orang betah berlama-lama di dalam dunia virtual. Ungkapan yang menyatakan tujuan besar tersebut ialah “If you’re not paying for the product, than you are the product”.

Pengalihan Persepsi Tentang Ruang, Waktu, dan Bahasa

Media sosial tampil membawa paradigma baru dalam hidup manusia dengan polarisasi yang mengubah persepsi tentang ruang, waktu, dan bahasa. Setiap pengguna sosial media kemudian memiliki pemikiran yang membuat mereka menjauhi keterlibatan langsung dalam realitas. Kenyamanan yang diciptakan berkaitan dengan manipulasi waktu akan membuat setiap orang menunda kegiatan-kegiatan penting tanpa merasa rugi, dalam hal ini kegiatan perjumpaan yang seharusnya dijalankan dan bersifat wajib dengan mudahnya dapat diabaikan tanpa adanya rasa kehilangan. Bahkan kehidupan dalam keluarga menjadi buruk akibat sosial media.

Tampilan chatroom yang sederhana juga memang tidak cukup untuk menampilkan bentuk ruangan secara kompleks, akan tetapi kesan tersebut didapatkan dari konsep privasi media sosial tersebut. Dalam konteks yang lebih besar kita dihadapkan pada teori konspirasi bumi datar yang kemudian mengubah konsepsi tentang ruang secara global, konspirasi penyebaran wabah Virus Corona di seluruh dunia, dan pelbagai informasi yang mengakibatkan perpecahan secara global. Selain itu karena bentuknya merupakan media untuk bersosialisasi, maka manusia berbicara melalui bahasa tulis yang cenderung lebih kompleks dibandingkan dengan konteks tulisan dalam media konvensional lainnya seperti buku. Melalui media sosial ini kemudian muncul akronim-akronim dan penggunaan emoticon hingga pada akhirnya merambah pada penggunaan stiker dan meme. Karena sifat medianya yang memungkinkan untuk mengirim file dan gambar, maka penggunaan bahasa tulisan saja tidaklah dianggap cukup dan kemudian dikombinasikan dengan gambar baik statis maupun animasi.

Pengalihan persepsi berbasis online ini kemudian tanpa disadari turut mempengaruhi action offline atau tindakan setiap orang. Hal ini disebabkan oleh informasi berbeda yang didapatkan oleh setiap pribadi. Kebanyakan orang berpikir bahwa informasi yang ia peroleh sama dengan orang lain, namun kenyataannya justru tidaklah demikian, setiap orang diberikan informasi-informasi yang berguna untuk mempengaruhi struktur berpikirnya terhadap orang lain dan terhadap realitas.

Pengaruh Bodies in Technology

Eksplorasi asli tentang cara dunia virtual mempengaruhi kehidupan manusia dijelaskan oleh Don Idhe dalam karyanya Bodies in Technology. Idhe menjelaskan bahwa media sosial mengalami tubuh objek lebih dalam ketimbang dirinya sendiri. Media sosial mengambil alih seluruh tubuh dan menjadikan penggunanya menganggap bahwa media sosial adalah tempat yang paling nyaman. Pengendalian atas tubuh manusia membuat media masa dengan leluasa mendapat segala informasi dan data-data yang jelas sehingga kemudian menghasilkan sesuatu yang sangat menguntungkan bagi mereka. Secara lebih mendalam pengaruh sosial media terhadap tubuh membuat setiap pribadi merasa tidak bermakna tanpa menggunakan sosial media. Pengaruh Bodies in Technology dalam film ditampilkan dengan ilustrasi yang menarik, di mana teknologi seakan mempunyai model tubuh kita yang dapat dikendalikan dengan sangat mudah. Ungkapan Shosana Zuboff. PhD seorang profesor bidang menejemen dan bisnis di Haverd University menegaskan hal tersebut bahwa “Inilah yang dilakukan perusahaan-perusahaan tersebut, mereka menjual kepastian, dan mereka mempunyai prediksi yang bagus dalam menjalankan bisnis besar ini. Dasar prediksi yang akurat dapat dipastikan dengan banyaknya data yang dimiliki. Ini adalah lokapasar baru yang tak pernah ada,   lokapasar yang memprediksi nilai saham manusia dalam skala besar”

Selain itu ungkapan dari Sandy Parakilas yang pernah bekerja di perusahaan Facebook “Jadi semua data yang kita berikan setiap saat dimasukan ke dalam sistem yang nyaris tak diawasi oleh manusia yang membuat prediksi semakin membaik, tentang apa yang kita lakukan dan siapa kita. Mereka membuat model yang memprediksi tindakan kita, dan siapapun yang mempuntai model terbaik akan menang”

Leave a comment