
Seminar Kepemimpinan dan Public Speaking
π£π²π»π³ππΆ,MN-Para Para Frater filosofan STSM melaksanakan kegiatan dibawah tema umum seminar kepimpinan dan public speaking yang sedianya akan berlangsung selama 2 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama mengangkat tema (Teori dan Implementasi kepemimpinan bagi calon imam). Selain menjadi salah satu credit point untuk persiapan akreditasiΒ FF (Fakultas Filsafat). Kegiatan ini juga menjadi upaya untuk meningkatkan kapasitas para frater sebagai calon imam dan public figur. Narasumber dalam kegiatan ini adalah seorang akademisi sekaligus praktisi dan pengajar di Universitas Ma Chung Malang; Bapak Felid Sad Wisnu Broto, S.S; M.Hum.
Dalam sambutan awal, Romo Anton Kapitan sebagai kordinator kegiatan menyampaikan banyak limpah terima kasih atas kesediaan pak Felix untuk hadir di Komunitas Seminari Tinggi St. Mikhael sekaligus ucapan selamat datang dan membuka kegiatan seminar ini. Setelah itu, kegiatan seminari mulai dengan perkenalan riwayat oleh Moderator, Fr. Mario P. Leltakaeb dan kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Narasumber.
Pemimpin dan kepemimpinan adalah dua hal yang berbeda. Dan seorang pemimpin dengan kepemimpinan yang baik harus mampu memberikan pengaruh kepada bawahannya. Untuk bisa memberi pengaruh, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mengenal setiap bawahannya. Dengan demikian maka seorang pemimpin akan dengan mudah menggerakkan semua bawahan untuk dapat mencapai tujuan bersama. Terdapat tiga gaya atau model kepemimpinan yakin otoriter, demokratis dan kebebasan. Tiga model ini kepemimpinan ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Dalam konteks calon imam, menurut pak Felix, ada satu model kepemimpinan yang wajib ditumbuhkan dalam proses formasi di seminari. Model ini mencakup didalamnya tiga jenis atau gaya kepemimpinan sebelumnya. Model kepemimpinan ini adalah model Kepemimpinan adaptasi. Dengan model ini seorang pemimpin dapat masuk dan mempengaruhi setiap bawaan dengan berbagai jenis latar belakangnya. Bisa dengan gaya otoriter, bisa juga dengan gaya demokratis dan bisa juga dengan gaya kebebasan. Model ini terinspirasi dari gaya Yesus sendiri yang adalah pemimpin dan gembala yang baik.
Pada akhir pemaparan ini, pak Felix berpesan kepada para Frater untuk harus mulai memupuk gaya kepemimpinan ini sebagai bekal dalam pelayanan dan kehidupan di masa mendatang.